Mengenal Teknik Subnetting, Subnet Mask dan CIDR
Postingan kali ini adalah tentang Mengenal Teknik Subnetting yang merupakan kelanjutan dari postingan sebelumnya tentang Mengenal Apa Itu IP Address.
Mengenal teknik subnetting sangat diperlukan agar kita bisa memahami dan melakukan konfigurasi pada jaringan komputer yang lainnya seperti routing dan VLAN.
Daftar isi
Apa Itu Teknik Subnetting
Subnetting merupakan teknik memecah sebuah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Dengan menerapkan teknik subnetting, maka sebuah network, kita bagi-bagi menjadi beberapa network dengan cara membuat subnet baru yang berbeda dengan subnet network utamanya.
Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan membuat beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host (komputer) yang ada dalam tiap network tersebut.
Apa Tujuan Subnetting
Ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan sehingga bisa memaksimalkan penggunaan IP Address
- Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
- Meningkatkan kinerja dan kecepatan jaringan karena dengan subnetting akan memecah broadcast domain, memungkinkan untuk mengontrol lalu lintas jaringan dengan lebih baik, sehingga meningkatkan kinerja jaringan!
- Memudahkan network admin dalam administrasi dan management perangkat jaringan.
Subnetting dengan Metoda CIDR
Classless Inter Domain Routing atau CIDR adalah metoda untuk mengalokasian IP Address dan untuk keperluan IP Routing. CIDR diperkenalkan pada tahun 1993 oleh Internet Engineering Task Force untuk menggantikan arsitektur pengalamatan jaringan yang sebelumnya menggunakan sistem kelas (classful) menjadi tanpa kelas. (wikipedia)
CIDR menggunakan “network prefix” dengan panjang tertentu. Network prefix menentukan jumlah bit sebelah kiri yang akan dipergunakan sebagai Network ID yang mengidentifikasi seluruh jaringan atau subnet.
Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash) “/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang network prefix ini dalam bit. Misalkan suatu IP Address ditulis 192.168.1.1 /27 hal ini mengandung arti IP Address tersebut memiliki 27 bit sebagai Network ID.
Menentukan Subnet Mask
Subnet Mask atau Netmask adalah angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar. Bit yang menunjukkan Network ID diset 1 dan bit yang menunjukkan Host ID diset 0.
Suatu IP Address 192.168.0.1 /27 berarti memiliki 27 bit sebagai Network ID dan 5 bit sisanya sebagai Host ID (masih ingatkan IP address terdiri dari 32 bit). Sehingga Subnet Mask dari IP Address tersebut adalah 11111111.11111111.11111111.11100000 atau 255.255.255.224.
Tabel Perhitungan Subnetting
Tabel Lengkap perhitungan subnetting menggunakan metoda CIDR bisa dilihat pada gambar dibawah. Dengan tabel ini kita bisa menentukan network prefix yang mana yang harus digunakan untuk membuat subnet atau jaringan yang baru.
Dengan metoda CIDR ini akan mengubah nilai Subnet Mask yang default (berdasarkan kaidah kelas A, kelas B, dan kelas C) menjadi subnet mask lain sesuai dengan network prefiknya.
Kalau kita perhatikan, dari tabel diatas penggunaan CIDR ini bisa dilakukan dengan aturan sebagai berikut:
- /8 sampai dengan /15 hanya bisa digunakan oleh Network kelas A
- /16 sampai dengan /23 hanya bisa digunakan oleh Network kelas A dan kelas B
- /24 sampai /30 bisa digunakan oleh Network kelas A, kelas B, dan kelas C
Contoh Kasus Membuat Subnetting
Sebagai gambaran untuk mengenal teknik subnetting ini contoh kasusnya kira-kira seperti berikut:
Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal menggunakan salah satu IP Address Private kelas C sebagai berikut:
Network Perusahaan Alamat Jaringan yang digunakan : 192.168.1.0 /24 Maka Host Pertama : 192.168.1.1 Host Terakhir : 192.168.1.254 Broadcast Address : 192.168.1.255 Subnet Mask Tiap Host : 255.255.255.0
Dikemudian hari perusahaan tersebut dibagi menjadi 2 divisi yang berbeda dengan kebijakan tiap jaringan komputer tiap divisi harus dibuat berbeda pula, sehingga kita sebagai network admin akan dihadapkan pada pilihan, yaitu membuat alamat jaringan yang baru, misalnya Network Address 192.168.2.0 /24 atau memecah network yang sudah ada tersebut menjadi dua subnet dengan menggunakan teknik subnetting.
Misalkan karena berbagai pertimbangan kita harus memilih cara yang kedua, yaitu menggunakan teknik subnetting, maka yang harus kita lakukan adalah mengubah Subnet Mask tiap host (komputer) dengan Subnet Mask baru yang didapat dari perhitungan teknik subnetting yang akan kita kerjakan dibawah.
Perhitungan Subnetting
Dengan menggunakan tabel perhitungan subnetting, maka untuk memecah network kelas C menjadi 2 buah network baru yang masing-masing network bisa menampung maksimal 126 host , kita harus gunakan network prefix /25.
Dengan network prefix /25 makan akan akan dibuat 2 buah network baru dengan perincian sebagai berikut:
Network Divisi A Network Address : 192.168.1.0 /25 Host Pertama : 192.168.1.1 Host Terakhir : 192.168.1.126 Broadcast Address : 192.168.1.127 Subnet Mask Tiap Host : 255.255.255.128
Network Divisi B Network Address : 192.168.1.128 /25 Host Pertama : 192.168.1.129 Host Terakhir : 192.168.1.254 Broadcast Address : 192.168.1.255 Subnet Mask Tiap Host : 255.255.255.128
Alamat network baru yang sudah terpisah tersebut yaitu network 192.168.1.0 /25 dan network 192.168.1.128 /25, dengan alamat Network utamanya yaitu 192.168.1.0 /24.
Agar komputer-komputer yang terdapat di 2 subnet yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router agar melakukan routing ke masing-masing alamat subnetwork tersebut .
Sedangkan network address yang utama yaitu 192.168.1.0 /24 digunakan apabila misalnya network jaringan perusahaan kita akan di routing dari network perusahaan lain.
Dari contoh kasus diatas, dimana pembuatan subnetting pada jaringan yang sudah berjalan akan lebih merepotkan dilakukan karena harus merubah IP Address setiap komputer, maka untuk kasus real-nya, pembuatan subnetting ini seharusnya dilakukan di awal, saat kita mendesain jaringan.